Impian mendapatkan beasiswa ke
luar negeri tentu sangat prestesius di
Nusantara ini. Anak yang besar dari keluarga sederhana ini, mampu meraih
beasiswa ke Negara “matahari tidak pernah tenggelam”.
Setelah sempat mengirimkan 17
kali permohonan beasiswa akhirnya untuk
ke 18 diterima. Tidak tanggung-tanggung Arfah yang pernah kuliah di
Universitas Padjajaran ini jebol disalah satu kampus di Belanda. Berita gembira
ini pun menyebar di keluarga besar. Haru biru dan kebahagiaan tidak dapat
tertahan lagi setelah sekian tahun berjuang untuk meraihnya. Apalagi Arfah adalah
anak pertama dari keluarga besar yang mampu menerima beasiswa dan kuliah di
luar negeri.
Tapi, kebanggaan ini pupus
seketika, setelah pihak pemberi beasiswa memutuskan menolak beasiswa tanpa
alasan yang cukup masuk akal.
Sempat “shock” dan kecewa berat atas keputusan itu, Arfah yang pernah menulis buku “Merah Putih di Benua Biru” ini, mulai flashback pengalaman kejadian masa lalu, mengapa untuk meraih beasiswa ini begitu berat ?. Ternyata setelah di renungi, jawabannya adalah restu seorang ibulah yang rasanya mengganjal untuk mendapatkan beasiswa ini. Karena merupakan putera satu-satunya dalam keluarga, sang ibu sangat berat untuk melepas Arfah meraih impiannya kuliah di luar negeri. Setelah menerima ridho dari sang ibu tercinta, seperti sebuah keajaiban, Arfah menerima panggilan kembali untuk berkuliah di luar negeri. Dan kali ini, sungguh sangat mentereng, Arfah diterima Ini di Universitas Westminster, London, Inggris.
Perjuangan belajar di Negara
Inggris juga tidak kalah serunya. Arfah pernah mengalami selama beberapa bulan memakan
pisang. Ini bukan karena ingin diet ketat menguruskan badan atau ingin
menjadi atlet di Inggris. Juga bukan karena ingin menjadi master vegetarian. Arfah melaksanakan rutinitas yang tidak bisa di elakkan ini, karena ingin
berhemat keuangan. Dan, pisang adalah
jawaban paling kreatif dan paling tepat dilakukan. Hebatnya lagi, ini dilakukan
pagi, siang, dan malam.
Pernah juga dipercaya oleh salah satu keluarga di kedutaan
Indonesia di Inggris untuk menjaga rumah kediaman, bukan karena ingin atau
bukan juga karena Arfah punya keahlian beladiri dan sertifikasi security, tapi ini diterima terlebih
karena isi dalam kulkas keluarga tersebut dapat di kuasai alias penyelamatan perut
bisa diamankan dalam beberapa minggu.
Ada pepatah lama yang mengatakan,
kalau kita sudah menanam pasti kita menuai. Setelah sempat menjadi Asisten manager marketing di Samsung, akhirnya penerima beasiswa yang bernama lengkap Erditya Nur Arfah ini melabuhkan dirinya untuk mengembangkan
perusahaan terbaik transportasi di nusantara. “Siburung biru” atau biasa
dikenal dengan Blue Bird, disinilah beliau mempraktekkan hasil studi S2
komunikasinya. “ Karena perusahaan ini perusahaan yang masih bisa terus
dikembangkan”. Jawab beliau, selaku Manager Brand komunikasi Blue Bird.
Tips mendapatkan
beasiswa:
1.
Ridho orang tua
2. Tentukan pilihan jurusan dengan jelas
dan tepat
3.
Resume harus terlihat beda
4.
Tekad besar
0 comments:
Post a Comment