Friday, May 29, 2015

Menembus Batas di Benua Biru


Impian mendapatkan beasiswa ke luar negeri  tentu sangat prestesius di Nusantara ini. Anak yang besar dari keluarga sederhana ini, mampu meraih beasiswa ke Negara “matahari tidak pernah tenggelam”.

Setelah sempat mengirimkan 17 kali permohonan beasiswa akhirnya untuk  ke 18 diterima. Tidak tanggung-tanggung Arfah yang pernah kuliah di Universitas Padjajaran ini jebol disalah satu kampus di Belanda. Berita gembira ini pun menyebar di keluarga besar. Haru biru dan kebahagiaan tidak dapat tertahan lagi setelah sekian tahun berjuang untuk meraihnya. Apalagi Arfah adalah anak pertama dari keluarga besar yang mampu menerima beasiswa dan kuliah di luar negeri.

Tapi, kebanggaan ini pupus seketika, setelah pihak pemberi beasiswa memutuskan menolak beasiswa tanpa alasan yang cukup masuk akal.


Sempat “shock” dan kecewa berat atas keputusan itu, Arfah yang pernah menulis buku “Merah Putih di Benua Biru” ini, mulai flashback pengalaman kejadian masa lalu, mengapa untuk meraih beasiswa ini begitu berat ?. Ternyata setelah di renungi, jawabannya adalah restu seorang ibulah yang rasanya mengganjal untuk mendapatkan beasiswa ini. Karena merupakan putera satu-satunya dalam keluarga, sang ibu sangat berat untuk melepas Arfah meraih impiannya kuliah di luar negeri. Setelah menerima ridho dari sang ibu tercinta, seperti sebuah keajaiban, Arfah menerima panggilan kembali untuk berkuliah di luar negeri. Dan kali ini, sungguh sangat mentereng, Arfah diterima Ini di Universitas Westminster, London, Inggris.

Perjuangan belajar di Negara Inggris juga tidak kalah serunya. Arfah pernah mengalami selama beberapa bulan memakan pisang. Ini bukan karena ingin diet ketat menguruskan badan atau ingin menjadi atlet di Inggris. Juga bukan karena ingin menjadi master vegetarian. Arfah melaksanakan rutinitas yang tidak bisa di elakkan ini, karena ingin berhemat keuangan. Dan,  pisang adalah jawaban paling kreatif dan paling tepat dilakukan. Hebatnya lagi, ini dilakukan pagi, siang, dan malam. 

Pernah juga dipercaya oleh salah satu keluarga di kedutaan Indonesia di Inggris untuk menjaga rumah kediaman, bukan karena ingin atau bukan juga karena Arfah punya keahlian beladiri dan sertifikasi security, tapi ini diterima terlebih karena isi dalam kulkas keluarga tersebut dapat di kuasai alias penyelamatan perut bisa diamankan dalam beberapa minggu.

Ada pepatah lama yang mengatakan, kalau kita sudah menanam pasti kita menuai. Setelah sempat menjadi Asisten manager marketing di Samsung, akhirnya penerima beasiswa yang bernama lengkap Erditya Nur Arfah ini melabuhkan dirinya untuk mengembangkan perusahaan terbaik transportasi di nusantara. “Siburung biru” atau biasa dikenal dengan Blue Bird, disinilah beliau mempraktekkan hasil studi S2 komunikasinya. “ Karena perusahaan ini perusahaan yang masih bisa terus dikembangkan”. Jawab beliau, selaku Manager Brand komunikasi Blue Bird.

Tips mendapatkan beasiswa:


1.        Ridho orang tua

2.        Tentukan pilihan jurusan dengan jelas dan tepat

3.        Resume harus terlihat beda

4.        Tekad besar

5.        Tulis sebuah buku

Guru bersama kepala Pool Blue Bird

Suasana #kls10pdg

Guru #kls10pdg Bg Erditya

Pemenang kuis berhadiah dari Blue Bird

Pemenang kuis berhadiah dari Blue Bird

Pemenang kuis berhadiah dari Blue Bird

Foto Bareng sehabis #kls10pdg

Sesi makan siang bersama

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Ecky