Boy Chandra – Dalam
kelas akademi berbagi padang, Rumah Es krim Andalas.
Boy, begitu ia bisa dipanggil
menyadari bakatnya menulis baru ketika ia beranjak berusia 20 tahun. Sebelum
jadi penulis sungguhan, ia juga pernah tampil sebagai “stand up” comedian. Tapi
karena merasa kurang lucu, beralih menjadi penulis seperti yang dikenal
sekarang.
Banyak yang ingin hebat dan jago
menulis, tapi mengapa sedikit yang akhirnya memutuskan menjadi penulis ? atau
lebih tepatnya menjadikannya profesi ? siapa sih yang diantara kita yang tidak
pernah curhat di diary atau blog ?
Penulis sebagai profesi butuh
focus. Menulis itu haruslah “berbagi”
berbagi disini dimaksudkan untuk menginspirasi. Kita membuat karya tulis
itu harus mampu memberikan ide dan semangat “happy” kepada pembaca.
Sebagai penulis membutuhkan
“tenaga” dan ide kreatif. Ini profesi yang menggerakkan tinta berfikir kita dan
harus terus , jelas dan tidak macet.
Dan membaca buku lain, kita dapat
membiasakan diri kita untuk selalu dalam naungan pengetahuan yang “up date” dan
tajam.
Punya tujuan dan target
Seperti halnya profesi lain,
menulis haruslah memiliki target dan tujuan. Kita harus punya batasan wkatu
menyelesaikan sebuah ide yang akan menjadi sebuah buku., bisa jadi ketika
menjalaninya, dan tentu saja ini sering terjadi , ada timbul kejenuhan dan
keraguan.. ini bisa kita atasi dengan menulis pendek cerita pendek, puisi,
ataupun cerpen.
Menjadi penulis bukan berarti
tidak pernah ditolak. Boy sendiri pernah di tolak 6-7 kali penerbit.
Tips menulis dari Boy Chandra
- tulis dulu yang pernah kita alami
- baca buku yang berbeda beda
- jangan pusingkan ejaan yang disempurnakan, biasakan tulisan anda keluar dulu
tips untuk
menembus penerbit
- pilih penerbit yang sesuai dengan genre kita
- dekat dengan editor
Thanks berat kepada sobat sekaligus sparing partner bapak Hasbi yang telah meminjamkan kafenya buat kelas akademi berbagi padang. www.hasbiparenting.com
0 comments:
Post a Comment