Monday, February 17, 2014

Jurnalistik itu, seru, kawan !

Kelas ke 2 akademi berbagi ini , sungguh merupakan sebuah keajaiban. Bagaimana tidak ? walaupun dipersiapkan dengan terburu-buru , alangkah bahagianya hati ini bisa berbagi kepada kawan-kawan di kota padang. 1 minggu menjelang acara barulah kelas akber ini mulai dipromosikan. Dengan semangatz juang yang hampir mirip tahun 98, Perubahan , 3 pria yang jelas memiliki kesibukan masing-masing, berhasil menghadirkan kelas ini. Mengambil topik jurnalistik,  saat itu kami berharap , kawan kawan di padang dapat belajar dan melihat lebih jauh dunia tulis menulis yang memang lagi hangat-hangatnya.
  


Uda, iwan  dan ben, sebut saja begitu, adalah wartawan koran singgalang yang sudah berpengalaman di bidangnya.  Dengan berkeringat dan ruang yang sempit ( ruang tamu kantor PT. VIP ) tidak mengurangi semangat beliau2 untuk menjelaskan apa itu dunia jurnalistik. Saya jadi ingat kalimat uda iwan yang mengatakan menjadi wartawan di singgalang bukanlah hal yang disukai awalnya. Dengan bermodalkan bahasa inggris dan pembelajaran akhirnya uda iwan kita ini berhasil mendapatkan kartu wartawan resmi. Ini tentu saja membutuhkan kerja keras dan ketekunan dalam menyelami dunia berita tersebut. Tidak berbeda dengan uda ben, sang juru foto, juga dengan gamblang menceritakan bagaimana “kegilaannya” dalam mencari foto-foto yang mendukung suatu peristiwa. Saya sangat terang mengingatnya, bahwa foto yang mempunyai angle dan kejituan dalam mengambil momentnya ( waktu ) akan dapat dengan jelas menggambarkan rupa kejadian tersebut tanpa perlu di deskripsikan.

 Itulah puncak kepuasan dalam berkarya, tutur beliau. Uda ben ini juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai fotografer. Antusias pendengar juga terlihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan. Salah satunya, bertanya, apakah dunia jurnalistik itu menjanjikan ? Jawaban yang sangat diplomatis dari uda iwan mengatakan “ apapun profesi kita, sudah seharusnya kita menikmatinya”. Nah, kalau sudah dinikmati, apakah kita butuh lagi yang namanya janji ? Kemudian uda ben juga menambahkan, setiap pekerjaan  perlu untuk kita sadari, butuh kerja keras dan pantang menyerah.

 Sekarang tinggal bagaimana kita terus dan terus untuk memperjuangkannya. Kepuasan dalam berkarya di jurnalistik sangat sulit dilukiskan. Kita akan tahu pasti kalau sudah menjalaninya. Hati dan pikiran saya mendadak seperti  tercerahkan kembali. Hampir mirip dengan kelas yang akber ini kami buka lagi bersama-sama kawan dipadang. Walaupun hanya bertiga dan terburu-buru, dalam jiwa kami terbersik sebuah prinsip akademi berbagi. Bahwa berbagi itu bikin happy ( bahagia ). Peduli amat dengan omongan orang lain atau dianggap kegiatan yang menghabiskan waktu. Kepuasan yang kami dapatkan dari mata berbinar dari peserta untuk menyelami dunia jurnalistik, sudah cukup melegakan hati.

Mendadak kerepotan, keringat, dan sesekali perut keroncongan karena lupa makan, menjadi terlupakan dan berlalu begitu cepat digantikan dengan semburatan senyum dan tawa yang mencerahkan hari. Ternyata berbagi itu bikin happy ! Nah, kalau sudah begini, apa menjadi relawan akan terasa berat ? mari kita tanya pada angin laut yang sepoi  berrhembus di kala panas, kawan. Karena, angin kebahagiaan berbagi itu tidak dapat terucapkan, smoga kata ini cukup mewakilinya.

Berbagi itu memang seru, kawan !

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Ecky